
Kamis (14/6) lalu puluhan siswi dan segenap keluarga besar SMP-SMA TBS Kudus baru saja menyelesaikan perjalanan Ziarah dan Rekreasi (Zarkasi) ke Jawa Timur. Adapun tujuan yang dituju yakni makam mbah Sambu Lasem, Sunan Ampel dan Kyai Abdurrachman Wahid (Gusdur) di Jombang. Rombongan 3 bus ini juga melakukan kunjungan wisata ke Jatim Park 1.
Menurut Ashfa Afkarina, Zarkasi ini bermanfaat bagi para santri putri smp-sma tbs kudus karena dapat menambah pengalaman dan pelajaran sosial. Dalam kegiatan ini, santri putri secara tak langsung mengikuti outing class. “Kita bisa belajar mempraktekkan sholat jama’, dalam hal ini, kita jadi tahu bahwa ketika kita dalam perjalanan jauh, Islam memudahkan kita dalam beribadah”. tutur salah satu santri asal Blora.
Setiap peserta juga diberi buku panduan doa bertawasul di makam wali dan niat sholat jama’ qhosor.. “Karena dalam buku panduan tersebut terdapat kalimat-kalimat allah, para santri putri juga belajar untuk tidak membawanya ke kamar mandi. “tambahnya.

Setelah melakukan kegiatan religi, para santri diajak menghibur diri setelah usai menyelesaikan penilaian akhir semester ke Jatim Park 1. Disana, para santri disuguhi berbagai macam edukasi sains, budaya, sejarah dan teknologi. Tak hanya pembelajaran eksak, para santri juga dapat menikmati wahana-wahana seru dan ekstrem. “Wahananya seru banget, tapi bikin pusing dan mabuk tapi suka” kata Aurel, salah sau siswi SMA TBS Keramat kudus.
Panitia juga menginisiasi acara pembaiatan kepada dua santri kelas XII yang dibai’at langsung oleh Arif Musta’in,M.Pd selaku kepala sekolah di depan makam KH.Hasyim Asy’ari. Pembaiatan kepada siswi bernama Naimatul Munawaroh dan Khasya Aisyatur berlangsung khidmat. Mereka mengaku senang dan terharu mengingat perjuangan berat di awal sekolah dan hampir menyerah. Namun ia bersyukur para guru selalu mendampingi dan membimbing. “Saya ngga espect kalau akan di ba’iat di Jombang, ini akan jadi momen yang sangat berharga” tutur siswi yang akrab dipanggil Aca. Dia juga terharu sekarang SMA TBS Keramat sudah banyak santrinya. “Meskipun sedih harus meninggalkan sekolah, Semoga SMA TBS semakin sukses”harapnya.
Adapun satu santri bernama Adila Maulida tidak bisa mengikuti pembaiatan karena telah melanjutkan pendidikan dan bermukim di salah satu Pesantren Tahfidz di Kudus.


