
Kudus, 13 Juni 2025 – Pelatihan Dasar Jurnalistik (LDJ) dengan tema “Jurnalisme Muslimah: Menulis dengan Nurani, Bergerak dengan Ilmu” telah sukses dilaksanakan pada Kamis dan Jumat, 12 dan 13 Juni 2025, bertempat di gedung MADIPU TBS Kudus.
Acara yang dihadiri 20 peserta ini bertujuan membekali para muslimah dengan keterampilan jurnalistik berbasis nilai-nilai keislaman ini diikuti oleh sejumlah peserta yang antusias, menunjukkan semangat tinggi dalam mengembangkan potensi diri di bidang kepenulisan dan publikasi.
Kegiatan diawali pada Kamis sore pukul 17.30 WIB dengan persiapan dan pelaksanaan shalat Magrib berjamaah, dilanjutkan dengan shalat Isya dan makan malam, menciptakan suasana kekeluargaan. Pembukaan acara dan sesi kontrak belajar dilaksanakan pada pukul 19.15 WIB, menandai dimulainya rangkaian materi yang padat. Materi pertama, “Kepenulisan Artikel”, disampaikan oleh Bapak Ade Achmad Ismail. Beliau menekankan pentingnya membaca sebagai fondasi kritik dan penulisan opini. “Kritik dapat dibangun ketika kita membaca, Membaca menuntun kita untuk melakukan suatu hal. Artikel adalah suatu kalimat panjang yang memuat suatu opini,” ujar beliau, memotivasi peserta untuk berani keluar dari zona nyaman dan menemukan passion dalam menulis. Sesi ini diakhiri dengan praktik manual membuat pertanyaan wawancara dan praktik intensif penulisan artikel hingga dini hari.

Pada hari kedua, Jumat, 13 Juni 2025, kegiatan diawali dengan shalat Subuh berjamaah pada pukul 04.00 WIB, dilanjutkan dengan hiking di sekitar Madrasah TBS Kudus, memberikan kesegaran fisik dan mental sebelum melanjutkan sesi materi. Setelah sarapan dan istirahat, sesi kedua dimulai pukul 09.00 WIB dengan materi “Public Speaking Jurnalistik” yang disampaikan oleh Ibu Dr. Hj. Bakhita Aida, S.IKom., M.Sos. Beliau memaparkan berbagai aspek penting dalam berbicara di depan umum, termasuk cara mengatasi kesalahan, membangun kepercayaan diri, dan teknik wawancara yang efektif. “Kita harus berani out of the box (keluar dari zona nyaman), kunci di bidang jurnalistik yaitu baca, baca, baca sebelum menulis,” pesan Ibu Aida, menggarisbawahi urgensi riset dan pemahaman mendalam sebelum menyampaikan informasi.
Sesi praktik wawancara dilaksanakan setelah pemaparan materi kedua, memungkinkan peserta untuk menerapkan teori yang telah didapat secara langsung. Hasil wawancara kemudian dipresentasikan, menguji kemampuan komunikasi dan analisis peserta. Acara ditutup pada pukul 12.30 WIB dengan penyerahan hadiah bagi peserta terbaik dan sesi foto bersama, mengabadikan momen kebersamaan dan pencapaian.
Pelatihan Dasar Jurnalistik ini diharapkan dapat menjadi bekal berharga bagi para muslimah untuk berkarya di dunia jurnalistik, menyuarakan kebenaran dengan nurani dan ilmu, serta memberikan kontribusi positif bagi masyarakat melalui tulisan dan penyampaian informasi yang berkualitas. (Nichla)