
Selasa (18/2) Panitia SMP-SMA TBS Keramat dan Ma’had Tasywiqith Tholibat Kudus kembali menggelar Pengajian Dialogis Bersama Romo KH Muhammad Arifin Fanani. Pada kesempatan tahun kedua ini panitia memilih tema puasa untuk menyongsong Bulan suci Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba.
Ahmad Zaenuddin selaku ketua panitia mengungkapkan acara ini perlu digalakkan karena sangat bermanfaat bagi siswi-siswi, guru TBS maupun madrasah sekitar khususnya masyarakat luas sebagai solusi persoalan hukum fiqih. Selain itu, pengajian dengan live streaming ini bisa menjadi ruang “curhat”bagi masyarakat.
“Dengan model dialogis tentu akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang bisa jadi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam beragama, Sehingga ada interaksi dan rasa saling asah,asih dan asuh antara ulama dan umat”. Hal ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan baik secara langsung maupun komentar di youtube Media TBS Putri.
Ia juga menuturkan bahwa dibulan puasa perempuan umumnya menjalani kehidupan yang lebih berat dibandingkan hari-hari biasa. “Contohnya sebagai ibu rumah tangga , perempuan di buat paling repot terkait menyiapkan makan sahur dan buka puasa”tambahnya. Sebagai perempuan yang tidak bisa terlepas dari kodratnya seperti menstruasi yang memiliki konsekuensi tersendiri dalam hubungannya dengan kewajiban berpuasa Ramadhan.
Sementara itu salah satu peserta dari MADIPU TBS Kudus yang bernama Zaskia Dian mengaku senang dapat bertemu dan belajar intensif langsung tentang puasa dengan K.H Muhammad Arifin Fanani. “Saya bisa menambah ilmu baru yang akan bermanfaat di kehidupan sehari-hari”tutur siswi kelas 5 Ula itu. Ia juga menanyakan pada sesi dialog tentang hukum menelan dahak secara sengaja saat puasa.
Hal yang sama juga dirasakan oleh peserta lain dari perwakilan SMP NU Nawakartika. Ia tertarik mengikuti kegiatan ini karena banyak mendapat ilmu yang banyak diluar tema seperti hukum menyingkat kalimat tertentu (Kalimat Mu’adzdzomah). “Saya baru tahu kalau kalimat SWT (dalam Allah), SAW(dalam Nabi Muhammad), wr.wb (dalam salam) itu hukumnya makruh untuk disingkat”imbuh Nana Firnanda. Ia berharap pengajian ini akan digelar lagi kedepannya. (red/m1s)






