MTs TBS Kudus Siap Maju Adiwiyata Madrasah Tingkat Kabupaten

Berita, MTs

Madrasah Tsanawiyah (MTs) NU Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus akan menghadapi penilaian adiwiyata tingkat kabupaten tahun 2026. Salim, kepala madrasah, menyatakan bahwa pihaknya menyambut penilaian adiwiyata ini bukan hanya sekadar mencari nilai saja. Namun pihaknya menegaskan jika isu lingkungan memang sangat penting ditanamkan sedini mungkin. “Awalnya memang dari madrasah dulu, kemudian akan menjalar ke kehidupan sehari-hari,” ungkap pria berdomisili Desa Purwosari teraebut. Salim, mengungkapkan, jika paling menyita banyak perhatian adalah point pengelolaan sampah.

Sampah menjadi perhatian utama karena penjual kaki lima atau grobak motor menjadi subyek terbanyak jajanan yang dipilih oleh siswa. Maraknya penjual yang mangkal di dekat madrasah dan dengan penggunaan kemasan plastik, membuat pengendalian sampah plastik sulit untuk dibendung. Isu sampah yang menjadi momok pengelolaan lingkungan, sebenarnya sudah diperhatikan oleh pihak kelurahan dalam hal ini Kelurahan Kajeksan. Mardi, Lurah Kajeksan, mengungkapnya jika pihaknya siap menyambut kerjasama terkait pengelolaan sampah di lingkungan madrasah sekitar Kelurahan Kajeksan. “Kami sudah ada bank sampah yang bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk Djarum Foundation untuk pengelolaan sampah organik,” terangnya.
Namun, untuk sampah anorganik, pihaknya masih mengelola secara swasembada oleh masyarakat. Dengan dilakukan setidaknya sirkulasi sampah anorganik tetap dijaga sehingga mengurangi timbunan sampah di masyarakat. Menurut Mardi, pihaknya menggaris bawahi pengelolaan pedagang yang ada dibelakang madrasah untuk didirikan kelompok. Kelompok ini nantinya bertanggungjawab atas pengolahan makanan dan pengolahan sampah yang dijalankan dalam kesehariannya. “Harapan kami satu, sampah dan persamalahan di Kelurahan Kajeksan ini paling tidak satu persatu terurai dan dapat teratasi” ungkapnya.

Perwakilan dari Dinas PKPLH, Ehsan, menyebutkan jika guru adalah gerbang utama untuk pengembangan lingkungan di madrasah. Guru akan menyusun Rencana Pembelajaran yang dikaitkan secara langsung dengan lingkungan dan menjaga keanekaragaman hayati. “Guru menjadi jalan pertama kepedulian lingkungan itu ditanamkan,” katanya. Pihak PKPLH juga menjelaskan terkait penilian Adiwiyata untuk tahun ini diadakan pada pertengahan tahun atau awal pembelajaran tahun pelajaran. Ungkapan tersebut, berarti kuisioner instrument adiwiyata akan dikroscek pada tahun ajaran 2026/2027. Menurutnya, skema ini baru dijalankan pertama kali ini dimana sebelumnya, penilaian kuisioner adiwiyata biasanya di lakukan di awal tahun atau pertengahan awal pembelajaran.

Sedangkan dari Kantor Keagamaan Kabupaten Kudus, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Agus Siswanto, mengatakan jika pihaknya sangat berterimakasih kepada berbagai pihak untuk mendukung madrasah peduli lingkungan. “Sebuah pencapaian besar, jika nantinya MTs TBS akan mendapatkan sertivikat adiwiyata,” jelasnya.

Yayasan TBS Kudus

Jl. KH. Turaichan Adjhuri No.23, Kajeksan, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59314