M Tsaqif Fadhil Juara I MQK Nasional di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang

Berita, MA

KUDUS – Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, baru saja usai.
Penutupan MQK yang diikuti para santri dari kafilah dari provinsi-provinsi yang ada di tanah air, ditutup secara resmi oleh Menteri Agama (Menag), Prof Dr KH Nasaruddin Umar MA secara daring pada Senin (7/10/2025) lalu.
Di ajang MQK Nasional tersebut, salah satu finalis berasal dari MA NU Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus dan Pondok Pesantren (Ponpes) Tasywiqul Furqon Kajeksan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yakni M Tsaqif Fadhil.
M Tsaqif Fadhil, mengemukakan, bahwa sebelum keberangkatannya, dia telah mendapatkan bimbiingan intensif dari pengasuh pondok tempatnya menimba ilmu. Dan sebelum ke Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, juga mendapatkan perhatian khusus dari Kemenag Kabupaten Kudus dan Kemenag Jawa Tengah.
“Alhamdulillah, akhirnya saya berhasil meraih juara I dalam MQK ini. Saya berterima kasih kepada para pengasuh pondok, kepada guru-guru saya di MA NU Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus, Kemenag Kudus, Kemenag Jawa Tengah, dan terkhusus dukungan luar biasa dari orang tua,” kata putra dari pasangan Sukamto dan Siti Mubasyaroh tersebut.
KH Ahmad Bahruddin, pengasuh Ponpes Tasywiqul Furqon Kajeksan, mengaku bangga sekaligus terharu atas prestasi yang berhasil diraih santrinya dalam MQK Nasional yang digelar di Ponpes As’adiyah Sengkang itu.
“MQK ini sangat selektif dan kompetitornya adalah santri-santri dari pondok-pondok besar yang eksistensi pondok dan santrinya luar biasa. Sedangkan pondok kami masih seumur jagung, dan kami hanya orang-orang yang berjuang untuk mensyiarkan ilmu semampu kami,” ungkapnya.
Dia pun berharap, keberhasilan M Tsaqif Fadhil, menjadi titik awal untuk membina dan membimbing para santri, yang tidak sekadar pandai mengaji, juga berprestasi dalam berbagai event.
“Prestasi ini tentu menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pondok dalam membimbing dan mendidik para santri,” tutur KH Ahmad Bahruddin diamini dua pengasuh pondok lain, yakni KH Shofi Luthfi dan Kiai Noor Rohim.
Lebih lanjut KH Ahmad Bahruddin menuturkan, bahwa kesuksesan M Tsaqif Fadhil seakan menjadi penanda Kudus sebagai kota dengan tradisi santri yang mumpuni dalam bidang ilmu-ilmu salaf, khususnya bidang fikih dan ushul fikih, terjaga sampai saat ini.
“Kudus, adalah kota dengan Kanjeng Sunan Kudus sebagai muassis (pendiri)-nya. Kanjeng Sunan Kudus dikenal sebagai waliyyul ilmi. Setelahnya, lahir ulama-ulama kenamaan seperti KH R Asnawi, KH M Arwani Amin, dan KH Turaichan Adjhuri. Semoga Kudus akan melahirkan generasi-generasi santri yang memiliki kualitas keilmuan yang mumpuni, manfaat dan juga berkah,” kata KH Ahmad Bahruddin. (*)

Yayasan TBS Kudus

Jl. KH. Turaichan Adjhuri No.23, Kajeksan, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59314