Sebuah buku menarik berjudul ‘’Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren: Pelajar dan Santri dalam Era IT & Cyber Culture’’ ini adalah karya Dr Abdulloh Hamid MPd, salah satu alumnus Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus. Buku ini mengingatkan pentingnya menguasai IT dan dunia siber di era global village.
Dr Abdullah Hamid membubuhkan tanda tangan di buku yang dipesan pembaca
Menariknya, karya dosen Program Studi (Prodi) Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Ampel Surabaya, ini banyak memberikan wawasan mengenai karakter dari berbagai perspektif di bagian-bagian awal, khususnya dalam perspektif keislaman. Antara lain, empat karakter Rasulullah Muhammad, yakni shidiq (jujur), tabligh (menyampaikan), amanah (dapat dipercaya), serta fathanah (pandai/cerdas), yang kemudian dilanjutkan dengan memaparkan formula untuk mencapai karakter mulia menurut Imam Al-Ghazali. (hal. 25-26)
Penulis kemudian melanjutkan pemaparannya mengenai nilai karakter peserta didik (siswa/ murid) berdasarkan kajian kitab Ta’lim al-Muta’allim, seperti menghargai ilmu, menghormati guru (ustadz), dan memuliakan kitab/ buku. (hal. 27)
Basis pemahaman karakter itu, merupakan hal mendasar yang sangat penting dan tidak bisa diabaikan, karena bisa menjadi pengontrol dan ‘pemandu’ bagi para santri dalam memanfaatkan IT.
Bagi para santri, keharusan memanfaatkan kemajuan IT, sebagaimana dikemukakan Hasan Chabibie ST. MT. dari Pustekkom Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam catatan penutupnya (epilog), karena dengan itu mereka bisa men-trigger keilmuan dengan cepat dan sebagai proses akselerasi pembelajaran di bilik pesantren. (hal. 167)
Ketua PP Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) KH Abdul Ghaffar Rozin, dalam catatan pembuka (prolog) di buku ini berharap, pesantren-pesantren bisa mengantarkan putera-puteri bangsa menjadi komponen bangsa yang berkarakter-religius, serta melem IT.
Harapan itu tentu tidak terlontar begitu saja. Pada kenyataannya, persaingan global yang semakin ketat kini, mensyaratkan peserta didik (siswa/ santri) tidak sekadar menjadi generasi yang cerdas dan berkarakter saja, tetapi harus memiliki berbagai keunggulan kompetitif. (hal. V)
Dengan berbekal keunggulan kompetitif itulah, para kader bangsa akan survive dalam kehidupan di tengah kompleksitas permasalahan global yang mendera. Sementara nilai-nilai karakter yang dimiliki, akan menjadi pemandu dalam menjejakkan langkah mengarungi bahter kehidupan di era IT dan cyber culture yang ada. (admin 1)
Judul Buku: Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren (Pelajar dan Santri dalam Era IT & Cyber Culture)
Penulis: Abdulloh Hamid
Penerbit: Imtiyaz, Surabaya
Cetakan I: Januari 2017
Tebal: 179 halaman
ISBN: 978-602-7661-62-2
Sumber: https://nu.or.id/pustaka/it-dan-santri-di-era-cyber-culture-RVxPw